Minggu, 01 Januari 2017

Budaya Minum Teh





Upacara minum teh di Jepang sudah menjadi budaya sejak abad ke-9, namun pada abad ke-16 lah tradisi minum teh ini baru tersebar di seluruh lapisan masyarakat Jepang. Upacara ini biasanya dilakukan oleh tuan rumah untuk menyambut tamu disuatu ruangan khusus yang disebut chashitsu. Teh disini tidak hanya sekedar minuman saja tetapi dinilai pula sebagai seni dan budaya dalam arti luas, antara lain yaitu sebagai cerminan pengetahuan dan gambaran kepribadian dari tuan rumah yang dinilai dari cara menyajikan teh itu sendiri peralatan dan cara meletakan benda seni didalam ruangan upacara minum teh.

Biasanya upacara teh ini menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling sehalus mungkin. Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup dikenal sebagai ocha (teh). Sen no Rikyu adalah seorang tokoh figur dalam sejarah upacara minum teh yang paling dihormati di Jepang. Dialah yang memperkenalkan konsep ichi-go, sebuah keyakinan bahwa sebuah pertemuan harus dihargai karena pertemuan tersebut belum tentu dapat diulang kembali. Ajarannya itulah yang membentuk upacara minum teh ini. Prinsip yang diperkenalkan dari upacara minum teh ini yaitu kehormatan, ketenangan dan kemurnian.






Tata cara minum teh sendiri antara lain sebagai berikut :
1. Duduk dengan rapi.
2. Membungkukan badan dan berkata otemae chodai itashimasu sebelum minum teh
3. Mangkuk teh diletakan di tangan kiri dan tangan kanan memutar mangkuk teh ke kanan sebanyak       2 kali sambil menatap ornamen atau hiasan dari mangkuk tersebut.
4. Teh diminum perlahan sampai habis.
5. Setelah habis bagian bibir dibersihkan dengan jari, putar mangkuk ke kiri dengan melihat ornamen     mangkuk dan membungkuk mengucapkan terimakasih 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar