Selasa, 03 Januari 2017

Kerajinan Tangan

1. Ikebana

Ikebana
Ikebana sendiri di Jepang berarti seni merangkai bunga dalam suatu wadah atau pot. Dimana seni yang menggabungkan manusia dan alam dengan tujuan dinikmati keindahannya. Didalam Ikebana terdapat berbagai macam aliran yang memiliki masing-masing cara untuk merangkai berbagai jenis bunga. Pada umumnya bunga yang dirangkai dengan teknik merangkai dari Barat terlihat sama indahnya dari berbagai sudut. Bentuk-bentuk dan Ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi dan manusia.

Yuk kita pelajari cara merangkai bunga yang mudah dan simple dari video ikebana berikut :

Matsuri



Matsuri di Jepang sendiri berarti festival. Ada banyak masturi yang ada di berbagai daerah di Jepang. Biasanya acara ini di laksanakan oleh komunitas tertentu pecinta festival tradisional ataupun masyarakat setempat. Masyarakat disana sendiri sudah menganggap matsuri sebagai acara adat yang sudah biasa dilaksanakan. Apa saja Matsuri yang ada di Jepang, yuk kita simak sebagai berikut beberapa dari matsuri di Jepang :

1. Hakata Dontaku Matsuri
Matsuri ini biasa dilaksanakan di kota Fukuoka, Jepang, pada tanggal 3-4 Mei. Masyarakat dari berbagai usia sangat antusias dan berpartisipasi dalam acara tersebut. Matsuri ini berisikan tentang pawai, parade, marching band dan tarian-tarian di jalan raya dengan dandanan yang ceria dan pakaian beragai yang bewarna-warni. Sedangkan tujuan dari festival ini sendiri yaitu untuk membuat pertunjukan seni dan mempertahankan budaya tersebut agar tidak pudar.

Gambaran dari Hakata Dontaku Matsuri

Geisha



Geisha pada awalnya ada saat abad ke-18 dan masih ada sampai saat ini, namun di zaman sekarang jumlahnya sudah berkurang. Di Jepang sendiri Geisha berarti seseorang yang memiliki kemampuan seni yang tinggi, beretika sopan, lemah lembut dan memiliki wawasan tentang tradisi budaya Jepang yang luas belum ditambah paras mereka yang cantik. Para Geisha belajar seni dalam hidup mereka, dan biasanya mereka berasal dari anak-anak dari keluarga tidak mampu namun diajak dan dilatih untuk menjadi Geisha. Pekerjaan geisha sendiri yaitu sebagai penghibur seperti menari, menyanyi, bermain musik atau berperan dalam acara minum teh.

Geisha sendiri di Jepang sangat di hormati dan memiliki gaya hidup yang mahal. Masyarakat Jepang sendiri memuja Geisha dan merupakan salah satu simbol dari kebudayaan Jepang. Banyak bangsawan dan pejabat tinggi di Jepang yang memilih Geisha menjadi istrinya atau sekedar menjadi istri simpanan. Namun banyak yang menyalahkan arti dan menganggap Geisha sendiri sebagai penghibur dalam arti prostitusi. Disayangkan sekali bukan?

Budaya Berpakaian

Jepang ini terkenal juga dengan gaya berpakaiannya yang unik. Tidak seperti pakaian santai pada umumnya seperti pakaian yang sering digunakan di Indonesia, tapi masyarakat Jepang sendiri memiliki karakter atau ciri khasnya dalam berpakaian.
Yuk kita ketahui macam-macam gaya berpakaian unik di Jepang!

1. Cosplay
Cosplay ini dikenal sejak tahun 1970an dan terbentuk dari dua gabungan kata dalam bahasa Inggris, yaitu costume dan play yang berarti berperan dengan kostume menyerupai anime, game, band ataupun manga. Cosplay sendiri sudah mendunia saat ini. Siapa yang gak tau sih emangnya ya? Masyarakat di Jepang sendiri menjadikan cosplay ini sebagai gaya berpakaian pada kesehariannya. Padahal rata-rata cosplay terdiri dari pakaian dan aksesoris yang dapat dibilang sangat ribet untuk dipakai.


Gaya Berpakaian Cosplay

2. Lolita
Gaya berpakaian lolita ini sendiri identik seperti boneka-boneka eropa. Dimana para perempuan di Jepang berdandan seimut mungkin dengan rambutnya yang pirang dan dress ala boneka eropa. Lolita pertama dikenal pada saat tahun 1990 an dan merupakan adaptasi dari gaya eropa tepatnya dari Perancis dan lolita sendiri merupakan penggambaran dari Romeo dan Juliet.


Gaya Berpakaian Lolita

Minggu, 01 Januari 2017

Budaya Minum Teh





Upacara minum teh di Jepang sudah menjadi budaya sejak abad ke-9, namun pada abad ke-16 lah tradisi minum teh ini baru tersebar di seluruh lapisan masyarakat Jepang. Upacara ini biasanya dilakukan oleh tuan rumah untuk menyambut tamu disuatu ruangan khusus yang disebut chashitsu. Teh disini tidak hanya sekedar minuman saja tetapi dinilai pula sebagai seni dan budaya dalam arti luas, antara lain yaitu sebagai cerminan pengetahuan dan gambaran kepribadian dari tuan rumah yang dinilai dari cara menyajikan teh itu sendiri peralatan dan cara meletakan benda seni didalam ruangan upacara minum teh.

Biasanya upacara teh ini menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling sehalus mungkin. Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup dikenal sebagai ocha (teh). Sen no Rikyu adalah seorang tokoh figur dalam sejarah upacara minum teh yang paling dihormati di Jepang. Dialah yang memperkenalkan konsep ichi-go, sebuah keyakinan bahwa sebuah pertemuan harus dihargai karena pertemuan tersebut belum tentu dapat diulang kembali. Ajarannya itulah yang membentuk upacara minum teh ini. Prinsip yang diperkenalkan dari upacara minum teh ini yaitu kehormatan, ketenangan dan kemurnian.